Amankah Vaksin Hepatitis B untuk Bayi Baru Lahir?

Amankah Vaksin Hepatitis B untuk Bayi Baru Lahir?
Credits: Freepik. Ilustrasi anak yang akan mendapatkan vaksin

Bagikan :


Hepatitis B adalah penyakit serius yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B (HBV) yang menyerang liver. Tak hanya bisa menginfeksi orang dewasa, bayi dan anak-anak pun tak luput dari incarannya.

Hepatitis B menular dari orang ke orang lewat darah, air mani, atau cairan tubuh lain melalui hubungan seksual tanpa pengaman, kontak seksual dengan orang yang terinfeksi, berbagi jarum suntik, tidak sengaja tertusuk jarum dan melakukan kontak dengan darah orang yang terinfeksi (berisiko dialami oleh petugas medis), atau ditularkan dari ibu ke bayi baru lahir melalui persalinan.

Uniknya, virus hepatitis B dapat bertahan di dalam tubuh hingga 6 bulan. Pada bayi dan anak-anak atau orang dewasa tanpa pengobatan, infeksi hepatitis B dapat berkembang menjadi infeksi kronis yang dapat menyebabkan gagal hati, kanker hati, atau sirosis hati.

Hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit hepatitis B, sehingga satu-satunya pencegahan adalah dengan mendapatkan vaksin hepatitis B dan menghindari risiko penularannya.

 

Pentingnya Vaksin Hepatitis B untuk Bayi

American Academy of Pediatrics merekomendasikan bayi baru lahir untuk mendapatkan dosis pertama vaksin hepatitis B. Salah satu alasan pentingnya vaksin ini diberikan sejak dini adalah karena ibu dapat menularkan infeksi ini ke bayi saat melahirkan, yang dikenal dengan istilah infeksi perinatal.

Bayi baru lahir yang terinfeksi hepatitis B berisiko mengalami infeksi kronis yang bila tidak diberikan pengobatan dapat menyebabkan komplikasi hati yang mengancam jiwa. Sebagian bayi yang terinfeksi hepatitis B pada akhirnya meninggal karena penyakit hati kronis.

 

Amankah Vaksin Hepatitis B untuk Bayi Baru Lahir?

Menurut CDC, vaksin hepatitis B sangat aman dan efektif untuk mencegah hepatitis B. Di Indonesia vaksin ini diberikan dengan jadwal sebagai berikut:

  • Bayi usia 0 hari (24 jam pertama), vaksin hepatitis B dosis 1
  • Bayi usia 2 bulan, vaksin hepatitis B dosis 2
  • Bayi usia 3 bulan, vaksin hepatitis B dosis 3
  • Bayi usia 4 bulan, vaksin hepatitis B dosis 4

Ada catatan khusus mengenai vaksin hepatitis B, di mana apabila orang tua menderita hepatitis B maka bayi harus segera diberikan suntikan vaksin hepatitis B. Bayi juga pada umumnya memerlukan suntikan imunoglobulin hepatitis B (HBIg) yang dapat memberikan perlindungan segera terhadap virus hepatitis B, maksimal dalam 7 hari setelah lahir.

Bayi yang dilahirkan dari ibu tanpa hepatitis B, harus menerima vaksin pertama dalam waktu 24 jam setelah lahir. Selain itu, bayi lahir prematur dengan berat badan lahir rendah kurang dari 2000 gr, pemberian vaksin hepatitis B sebaiknya ditunda sampai berumur 1 bulan atau lebih. 

Sama seperti vaksin atau suntikan pada umumnya, vaksin hepatitis B juga mungkin menimbulkan efek samping. Namun Anda tak perlu khawatir, karena efek samping yang diakibatkan vaksin hepatitis B cukup ringan dan biasanya segera membaik dengan sendirinya.

Vaksin hepatitis B pada bayi umumnya menimbulkan efek samping di antaranya:

  • Demam ringan
  • Nyeri pada bekas suntikan

Untuk membantu meredakan gejala efek samping, Anda bisa mencukupi kebutuhan cairan tubuh bayi dengan memberikan ASI kapan pun bayi meminta, mengompres lengan bekas suntikan dengan handuk dingin untuk meredakan bengkaknya.

Amati perkembangan gejala efek samping yang muncul, segera hubungi dokter apabila Anda menemukan efek samping yang berkembang seperti demam yang bertambah tinggi atau berkepanjangan, bayi mengalami ruam, muntah atau terlihat seperti kesulitan bernapas.

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!

 

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 21:11